Minggu, 05 September 2010

PANTENE PRO-V ANTI DANDRUFF – 90 ML

Hokeh..mari kita berbicara mengenai shampoo sekarang.

First of all, saya ini penderita psoriasis (yang kebetulannya kalau sedang kumat sangat senang menyerang bagian kulit kepala saya )– jadi sebenarnya tidak adil kalau saya mencoba me-review product product yang berhubungan dengan perawatan kulit. Toh, kondisi kulit sama emang dari sono nya sudah masuk golongan “rusak”.

Tapi, tidak ada salahnya juga kalau saya mencoba berbagi pengalaman, kan? So, here goes..

Seperti penderita psoriasis bagian kulit kepala lainnya, biasanya kulit kepala saya masuk ke dalam kategori “ penyerangan awal” kalau psoriasisnya kumat. Kalau saya stress, atau salah makan, atau menjelang masa masa haid – pasti kulit kepala saya yang kena duluan. Symptomsnya adalah mengelupasnya kulit kepala yang bentuknya mirip sekali dengan ketombe, tapi besar besar – kadang sebesar koin 200 rupiah-an. Kadang di jalan saya sering melihat orang melototin kepala saya, heran kali yah ada cewe sejorok saya. Jika saya sedang malas menjelaskan ke orang orang mengenai kondisi saya, ya saya biarkan saja mereka berfikir kalau saya ketombean akut, hihihi.


Kalau psoriasisnya sudah muncul seperti itu, saya pasti akan memakai shampoo khusus ( yang akan saya review besok besok –clue : warnanya biru dan bau nya lumayan menyengat), tapi kalau psoriasisnya sedang tidak muncul biasanya saya cukup memakai shampoo anti dandruff biasa.

Sekitar 2 mingguan yang lalu , kebetulan shampoo andalan sehari hari saya habis. Dan biasa lah, sebagai perempuan saya tuh suka iseng pingin nyobain ini dan itu. Padahal shampoo yang biasa saya pakai itu sudah cocok sekali – tapi karena penasaran dengan iklannya yang baru, maka saya iseng nyomot si Pantene ini.




Saya beli botol kecil yang 90 ml—harganya tidak sampai 9000 rupiah. Kesan pertama, botolnya lucu. Sepertinya Pantene juga habis redesign brand yah? Agak nya berbeda dengan Pantene yang saya ingat dahulu. Waktu buka botolnya, wah—wangi sekali ! Terus terang saya tidak terlalu suka shampoo yang wangi. Entahlah, masalah preferences saja. Tapi toh saya tetap beli. Yah namanya juga iseng.

Setelah 2 minggu pakai Pantene, tidak terlalu banyak perubahan sih. Rambut saya masih rontok ( effect psoriasis juga sebenarnya) dan masih cukup sering lepek ga keruan. Cuman, cukup patut diacungkan jempol juga loh. Biasanya kalau shampoo lain (selain shampoo yang biasa saya pakai itu), sekali dua kali pakai pasti akan menimbulkan ketombe (walaupun bukan saatnya untuk si psoriasis untuk kumat). Tapi kalau Pantene sih, enggak. Paling paling hanya kulit kepala yang sedikit menebal pada bagian jambang dekat kuping. Itu juga kalau nge bilasnya kurang bersih.

Nah sekarang Pantene nya sudah habis. Kenapa tidak saya lanjutkan? Nah, iseng saya kumat lagi. Tadi saya ke Indomaret dan melihat product lain dan pengen nyoba nyoba lagi – jadi saya tidak membeli Pantene ini. Toh saya sudah tahu kalau Pantene lumayan cocok di kulit kepala saya, walaupun tetap aja si shampoo andalan itu akan jadi nomer 1 di list saya. But in case, sang shampoo andalan tidak bisa ditemukan karena satu atau lain hal, saya akan tetap bisa keramas pakai Pantene. Yehey...

PS: shampoo andalan saya akan saya review lain kali yah. Shampoo nya gampang di temukan kok, di warung juga banyakkkk ! hee hee hee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar